
Mahasiswa merupakan kaum intelektual muda yang telah berkontribusi masif dalam sejarah perkembangan Indonesia. Bagaimana tidak, dalam setiap kronologi besar sejarah Indonesia akan selalu berhubungan erat dengan mahasiswa. Revolusi orde lama manjadi orde baru hingga reformasi pemerintahan di Indonesia merupakan saksi kontribusi mahsiswa.
Dalam banyak literatur sejarah pergerakan mahasiswa, dominan dimulai dari lahirnya wadah perjuangan Boedi Oetomo pada tahun 1908 yang diinisasikan oleh pemuda STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) atau sekolah dokter jawa yang berdampak besar dalam mengajak kepemudaan Indonesia dalam melakukan pergerakan dan aktif dalam melihat realitas kaum pribumi. Nama-nama besar mampu dilahirkan seperti dr. Wahidin Sudirohusodo dan dr. Soetomo.
Takhanya itu nama besar seperti Tjipto Mangoenkoesoemo Yang juga seorang aktivis gerakan progresif dan menolak pemikiran konservatif boedi oetomo dan pendiri partai Indische Partij tahun 1912 bersama Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara yang mendapat julukan tiga serangkai. Dan sekaligus pencetus pertama ide pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda dalam artian kemerdakaan Indonesia. Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang dikenal sebagai bapak pendidikan Indonesia juga pernah bersekolah sebagi pelajar kesehatan diSTOVIA pada tahun 1905-1910 namun harus berhenti ditangah jalan dikarenakan sakit yang dialami sehingga beasiswa Ki Hajar Dewanatara dicabut.
Melangkah maju setelah kemerdekaan Indonesia dr. Johannes Leimena yang juga merupakan tokoh aktivis mahasiswa dan founding father dari Gerakan Mahasiswa kristen Indonesia (GMKI) tahun 1950 yang terus berkembang pesat hingga saat ini dan akan terus maju. dr. Johannes Leimena juga merupakan menteri terlama selama kabiner pemerintahan presiden Ir. Soekarno dan pelopor terbentuknya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) bersama Abdoel Patah. Beliau juga diangkat sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Masih banyak catatan pergeraka mahasiswa-mahasiswa kesehatan baik aktivis dalam disiplin ilmu kesehatan, sebagai pejuang pendidikan, dan politisi. Fakta-fakta ini merupakan bukti kontrbusi besar mahasiswa kesehatan di Indonesia.
Namun gerakan mahasiswa kesehatan dapat dikatakan mengalami degradasi dan hanya menyisahkan segelintir mahasiswa yang aktif dalam melakukan gerekan-gerakan kemahasiswaan.
Hal ini mungkin sejalan dengan pelaksanaan sistem pendidikan kesehatan yang mengedepankan akselerasi pendidikan dikarenakan waktu pendidikan normal yang lama khususnya bagi mahasiswa kedokteran yang berdampak pada padatnya jadwal pelaksanaan perkuliahan. Namun tak banyak juga mahasiswa-mahasiwa yang menemukan cela dan mampu membagi waktu dengan tetap menjadi seorang aktivis dan tidak meninggalkan pendidikan disiplin ilmunya sehingga menggapai prestasi dalam bergai hal. Hal ini pun menjadikan patahnya mitos-mitos kemahasiswaan yang menghalangi pendidikan.
Mahalnya biaya pendidikan kesehatan seolah-olah pendidikan dikarenakan perubahan bentuk penyelenggaraan institusi pendidikan pun menjadi faktor penyebab degradasi pergerakan. Hal ini berdampak pada kesenjangan diantara mahasiswa dan menjadikan pendidikan kesehatan hanya diakses dominan oleh mahasiswa kalangan menengah keatas, dan merasa sayang jika menghabiskan waktu untuk melakukan gerakan-gerakan kemahasiswaan. Padahal tanpa disadari lembaga-lembaga kemahasiswaan juga merupakan fasilitas yang disediakan kampus bagi mahasiswa untuk berproses.
Tingginya hegemoni senioritas dikalangan mahaiswa dan dunia kesehatan menjadikan kakunya penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang berdampak pada kurangnya minat masiswa untuk terjun kedalam dunia tersebut.
Terjebak dalam hegemoni yang ada hanya menjadikan masiswa layaknya robot yang dikendalikan. Indoensia membutuhkan adanya pergerakan yang masif kembali pada mahasiswa-mahasiswa kesehatan. Gerakan-gerekana inovatif, kreatif, dan progresif. Disiplin ilmu kesehatan merupakan profesi yang mudah berdampak langsung dalam kegiatan-kegiatan sosial. Banyak kemudian isu-isu kesehatan masih menjadi masalah besar ditengah masyarakat seperti pandemi, vaksinasi, penggunaan obat-obatan, dan masih banyak lagi. Maka hadirnya pemikiran-pemikiran yang baru dari kaum-kaum intelektual kesehatan muda adalah solusinya.
Referensi :
- 5 Tokoh Pendidikan dan Pejuang Kemerdekaan RI yang Kuliah Kedokteran, Fahri Zulfikar – detikEdu https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5922239/5-tokoh-pendidikan-dan-pejuang-kemerdekaan-ri-yang-kuliah-kedokteran.
- Sejarah Puskesmas di Indonesia. Lukman Hadi Subroto. Kompas.com https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/05/170000479/sejarah-puskesmas-di-indonesia?page=all.
- Sejarah Gerakan Mahasiswa di Indonesia, Sejak 1908 hingga Reformasi”, Verelladevanka Adryamarthanino baca: https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/29/110000279/sejarah-gerakan-mahasiswa-di-indonesia-sejak-1908-hingga-reformasi?page=all
- Indische Partij: Pendiri, Latar Belakang, Program Kerja, dan Penolakan”, Verelladevanka Adryamarthanino baca: https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/26/174344779/indische-partij-pendiri-latar-belakang-program-kerja-dan-penolakan?page=all
Penulis : Roland Deavid Benjamin