
Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al Fatih merupakan sultan ketujuh dari Turki Utsmani dan usianya sangat muda.1 Kejatuhan Konstantinopel adalah suatu peristiwa penyerbuan ke ibukota Kekaisaran Byzantine oleh tentara Ottoman pada 29 Mei 1453. Para penyerang dipimpin oleh Sultan Mehmed II yang berusia 21 tahun, mengalahkan pasukan yang dikomandoi oleh Kaisar Constantine XI Palaiologos dan mengambil kontrol akan ibukota kerajaan.2
Konstantinopel telah menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Timur atau Kekaisaran Byzantine sejak tahun 330/324 oleh Kaisar Romawi Constantine yang Agung (Constantine I). Dalam sebelas abad setelahnya dalam sejarah Konstantinopel, kota tersebut telah dikepung berkali – kali namun hanya pernah ditembus sekali saja, yaitu ketika peristiwa The Fourth Crusade tahun 1204.
Jatuhnya konstantinopel dimulai ketika Sultan Mehmed II meneruskan kepemimpinan ayahnya pada 1451 ia baru berusia 19 tahun. Mehmed II memiliki satu hal yang para penyerang kerajaan konstantinopel sebelumnya tidak punya, yaitu meriam yang berukuran panjang 9 meter dengan mulut sebesar satu meter yang dapat menembakkan bola seberat 500 kilogram sejauh 1,5 kilometer. Sekaligus merupakan salah satu meriam zaman sejarah tersbesar yang ada sampai saat ini. Selain meriam, Mehmet II juga mengerahkan 140 buah kapal perang dan 320 buah perahu dengan angkatan tentara berjumlah 150 ribu orang, termasuk 12 ribu pasukan khusus Janisari yang terlatih. 2,3
Upaya penaklukkan ibu kota Byzantium ini tidak mudah. Sebab setelah dua pekan serangan dilancarkan, kota itu masih mampu bertahan. Salah satu faktor kegagalan itu karena keterbatasan serangan yang dilancarkan dari darat. Karena itulah, pada 21 April hingga 22 April, Mehmet II mengerahkan kapal perangnya agar diseret melalui Bukit Galata menuju ke Tanduk Emas (Golden Horn). Sehingga, serangan dilakukan dari laut agar lebih efektif. Dengan bantuan kayu bulat yang dihaluskan menggunakan lemak sapi, satu landasan diwujudkan guna memudahkan kapal itu diseret menaiki bukit. Strategi ini rupanya mampu memecahkan pertahanan musuh. Namun, penaklukan belum sepenuhnya berhasil.
Strategi demi strategi dilakukan. Sultan Mehmet kemudian memutuskan untuk melakukan serangan utama dan memerintahkan pasukannya beristirahat dan berpuasa sebelum serangan dilakukan. Sang sultan tidak hentinya memberikan semangat pada bala tentaranya. Hingga pada Rabu pagi pada 29 Mei 1453, serangan dimulai dari pengerahan tentara yang kurang mahir hingga tentara yang lebih terlatih. Pasukan pemanah dan tentara janisari yang lebih terlatih juga dikerahkan. Serangan secara terencana ini akhirnya membuahkan hasil dan membawa jatuhnya Konstantinopel ke tangan kekhalifahan Turki Utsmani. Dengan penaklukkan yang dilakukan itu, kota Konstantinopel diubah namanya menjadi Istanbul.3
Melihat dari kisah Muhammad al-Fatih, yaitu seorang pemuda dengan umur yang terbilang cukup muda dan berhasil memimpin pasukan yang begitu banyak, dapat saya simpulkan bahwa umur bukanlah parameter untuk menentukan kualitas dari individu tersebut. Tetaplah isi diri dengan ilmu dan selalu berusaha serta memanfaatkan peluang merupakan salah satu jalan menuju optimalnya potensi pada tiap individu.
Referensi :
- Retno D. Peristiwa jatuhnya konstantinopel pada tahun 1453 [Internet]. Sejarah Lengkap. [cited 1 March 2022]. Available from: https://sejarahlengkap.com/dunia/peristiwa-jatuhnya-konstantinopel# :~:text=Kejatuhan %20Konstantinopel%20adalah%20suatu%20peristiwa,mengambil%20kontrol%20akan%20ibukota%20kerajaan
- Iswara AJ. Kisah perang sejarah penaklukan konstantinopel oleh turki ottoman [Internet]. Kompas. [cited 1 March 2022]. Available from: https://internasional. kompas.com/read/2021/04/20/160000170/kisah-perang-sejarah-penaklukan-konstantinopel-oleh-turki-ottoman?page=all
- Nursalikah A. Strategi genius muhammad alfatih taklukkan konstantinopel: part 1 [Internet]. Republika. [cited 1 March 2022]. Available from: https://www.republika. co.id/berita/q6nj5w366/strategi-genius-muhammad-alfatih-taklukkan-konstantinopel-part1
Penulis : Muh. Yusuf Aqyla